Perkembangan Penduduk Dunia.
Dalam
sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting
dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya.
Menurut
Carl Hub (1999: World Population Data Sheet) bahwa 98% peningkatan jumlah
penduduk dunia terjadi di negara-negara berkembang. Tingkat kelahiran di
negara berkembang dan kurang maju umumnya masih tinggi dan peningkatan jumlah
penduduk cukup dramatis. Misalnya, pada awal abad XXI Afrika mengalami
pertumbuhan sebesar 34%.
Tahun 1999
jumlah penduduk Afrika mengalami peningkatan 13%. Sebaliknya,sejumlah negara
maju justru mengalami penyusutan atau penurunan jumlah penduduk.
Negara-negara maju telah mampu menekan angka-angka kelahiran penduduk hingga
kurang dari 1%. Di bawah ini adalah tabel pertumbuhan penduduk :
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
–
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Penggandaan Penduduk Dunia.
Berdasarkan
tabel diatas diketahui bahwa pertumbuhan penduduk semakin cepat. Begitu pun
dengan penggandaan penduduk yang jangka waktunya makin singkat. Cepatnya
pertambahan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tahun
Penggandaan Perkiraan Penduduk Dunia Waktu :
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
–
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Faktor-Faktor Demografi Yang Mempengaruhi
Pertambahan Penduduk :
1. Kematian (Mortalitas).
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia
secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk
menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka
kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian
(Pro Mortalitas) dan faktor penghambat kematian (Anti Mortalitas).
A. Faktor pendukung kematian (Pro Mortalitas).
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang
termasuk faktor ini adalah :
1)
Sarana kesehatan yang kurang memadai.
2)
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan.
3)
Terjadinya berbagai bencana alam.
4)
Terjadinya peperangan.
5)
Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri.
6)
Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
B. Faktor penghambat kematian (Anti Mortalitas).
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah :
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah :
1)
Lingkungan hidup sehat.
2)
Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
3)
Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh
orang lain.
4)
Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
5)
Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
2. Kelahiran (Natalitas).
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor
yang menghambat kelahiran (Anti Natalitas) dan yang mendukung kelahiran (Pro Natalitas).
A. Faktor-faktor penunjang kelahiran (Pro Natalitas) antara lain
:
1)
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila
terlambat kawin keluarga akan malu.
2)
Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga
untuk membantu orang tua.
3)
Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
4)
Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
5)
Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak
laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai
anak lagi.
B. Faktor-faktor penghambat kelahiran (Anti Natalitas), antara
lain :
1)
Adanya program keluarga berencana yang
mengupayakan pembatasan jumlah anak.
2)
Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita
minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
3)
Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
4)
Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai
negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
5)
Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan
memperoleh pekerjaan.
3. Migrasi (Mobilitas).
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang
satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional
yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara
lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang
berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Rumus Tingkat Kematian Yang Kasar.
Angka
Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000
penduduk pada pertengahan tahun tertentu (Data Statistik Indonesia-Angka
Kematian Kasar-Rumus), disuatu wilayah tertentu. Ada pun rumusnya sebagai
berikut :
Rumus : CDR
= D/P x K
Dimana :
CDR = Crude Death Rate
(Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu.
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu.
K = Bilangan konstan 1000.
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu.
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu.
K = Bilangan konstan 1000.
Umumnya
data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada satu tahun tertentu” maka jumlah
dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun
berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk
tengah tahun.
Rumus Tingkat Kematian Khusus
Angka
kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan
banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam
waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi
dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan
dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Rumus : ASDRx
= Dx/Px x 1000
Dimana :
ASDRx = Angka
Kematian khusus umur tertentu (x).
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu
tahun.
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu.
1000 = Konstanta (k).
Angka Kelahiran.
Angka
kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap
1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Ada beberapa cara untuk menghitung
besarnya angka kelahiran yaitu :
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Rumus : CBR = B/P x 1000
Rumus : CBR = B/P x 1000
Dimana :
CBR = Crude Birth
Rate (Angka Kelahiran Kasar).
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun.
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun.
1000 = Konstanta.
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun.
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun.
1000 = Konstanta.
Angka
kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis
kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
Pengertian dan Akibat Migrasi
Secara
umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau
batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi
diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara)
ke daerah (negara) lain.
Ada dua
dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial)
dan dimensi waktu. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait
dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata.
Migrasi
salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua
komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di
suatu wilayah.
Akibat
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pengaruh
Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu Pencemaran Lingkungan.
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu Pencemaran Lingkungan.
Macam-Macam Migrasi :
·
Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
negara ke negara lain.
·
Imigrasi adalah masuknya penduduk ke dalam suatu
daerah Negara tertentu.
·
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa
ke kota.
·
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk
antarpulau dalam suatu negara.
·
Remigrasi adalah kembalinya penduduk ke negara
asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.
Proses Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah
Tujuan :
1. Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih
daerah yang terdekat dengan daerah asal.
2. Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya
kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang
melakukan mobilitas penduduk.
3. Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang
daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan
keputusan seseorang untuk berimigrasi.
4. Informasi yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan
orang enggan untuk berimigrasi.
5. Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang,
makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut.
6. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi
mobilitas orang tersebut.
7. Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak
saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut.
8. Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada
bencana alam (banjir, gempa bumi dll).
9. Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak
mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus
kawin.
10. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan
mobilitas penduduk.
Struktur
Penduduk
1. Piramida penduduk muda berbentuk Limas.
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih
besar dibanding usia dewasa. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah
kematian. Contoh Negara : India, Brazilia, Indonesia.
2. Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat.
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia
muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah dan tingkat
kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh Negara : Swedia, Belanda,
Skandinavia.
3. Piramida penduduk tua berbentuk Batu Nisan.
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda
lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Jika angka kelahiran
jenis pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Contoh
Negara : Jerman, Inggris, Belgia, Prancis.
Pengertian Rasio Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun,
ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia 15-64 tahun.
Rasio
ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan
Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai
indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara
apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.
Semakin
tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban
yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Kebudayaan & Kepribadian
Pertumbuhan Dan
Perkembangan Kebudayaan Di Indonesia
Bedasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoric, bahwa zaman
batu terbagi dalam :
1.
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum).
Alat-alat batu pada zaman
batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak
genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia
Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan
di daerah Asia Tenggara.
Berdasarkan penelitian para
ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum
berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan,
menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung
Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai
ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak tersebut diasah
sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan menggunakan rotan. Sebagai
tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut tersebar pula Bahasa
Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari bangsa-bangsa di sekitar
Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena perkembangannya muncul bahasa
melayu yang nantinya di negara Indonesia berkembang menjadi bahasa Indonesia
2. Zaman
Batu Muda (Neolithikum).
Ciri – ciri zaman batu muda
:
1) Mulai
menetap dan membuat rumah.
2) Membentuk
kelompok masyarakat desa.
3) Bertani.
4) Berternak
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Manusia pada zaman batu
muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari
biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena
itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu
serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu
Hal yang patut dicatat
tentang permulaan zaman logam ini adalah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia
sebelum memasuki zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya
dan penting bagi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya
Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam.
1. Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad
ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan
atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5
ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa.
Agama
Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab
budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun
demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan
berdampingan secara damai.
Baik
penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
Candi Borobudur merupakan candi termegah di Asia Tenggara dan pernah tercatat
sebagai 10 keajaiban dunia.
2. Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama
islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang
disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau
Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik.
Masuknya agama Islam ke
Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke
Indonesia tidak secara paksa. Melainkan dengan cara baik-baik, di samping itu
disebabkan sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita. Abad ke 15 ketika
kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai
yang dapat mendorong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman.
Negara- negara yang
dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung
Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa
Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan. Dalam proses perkembangan negara-negara
tersebut yang dikendalikan oleh pedagang.
Pedagang kaya dan golongan
bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama
Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam
mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang
bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur,
Sumateraa Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Agama Islam berkembang
pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar
penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan
kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia.
3. Kebudayaan Barat
Unsur
kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke
Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia,
terutama bangsa Belanda.
Penguasaan
dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan
kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan
dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat
pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua
lapisan sosial.
SUMBER: