Rabu, 23 Desember 2015

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

1.  Perbedaan Kepentingan.
Kepentingan adalah suatu hal yang sangat diperlukan oleh sesorang. Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya.
Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Masalah yang terjadi dalam kehidupan itu sangatlah bermacam-macam karena setiap individu itu mempunyai suatu kepentingan sendiri-sendiri yang berikabatkan suatu perbedaan suatu kehidupan sosial yang terjadi dalam bermasyarakat.

Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
1.     Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
2.    Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
3.    Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4.    Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5.    Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain


2.  Diskriminasi Dan Etnosentris.
Diskriminasi adalah suatu hal yang berupa pengucilan, perbedaan, dan pelecehan terhadap sesorang yang  biasanya menyinggung tentang ras, agama dan budaya.

Diskriminasi ini bisa   timbul dari :
1)   Latar belakang sejarah sesorang.
2)   Perbedaan warna kulit.
3)   Faktor dari kepribadian sesorang.
4)   Kepercayaan yang dianut oleh seseorang.

Etnosentrisme adalah sikap yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari sudut pandangnya sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain. Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan budaya dan adat istiadat antarkelompok masyarakat tersebut akan menimbulkan konflik sosial akibat adanya sikap etnosentrisme.
Sikap tersebut timbul karena adanya anggapan suatu kelompok masyarakat bahwa mereka memiliki pandangan hidup dan sistem nilai yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.
Etnosentrisme akan terus marak apabila pemiliknya tidak mampu melihat human encounter sebagai peluang untuk saling belajar dan meningkatkan kecerdasan, yang selanjutnya bermuara pada prestasi.
Sebaliknya, kelompok etnis yang mampu menggunakan perjumpaan mereka dengan kelompok-kelompok lain dengan sebaik-baiknya, di mana pun tempat terjadinya, justru akan makin meninggalkan etnosentrisme. Kelompok semacam itu mampu berprestasi dan menatap masa depan dengan cerah.


3.  Pertentangan Dan Ketegangan Dalam Masyarakat.
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu :

Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
Elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya. Majority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.


4. Golongan-Golongan Yang Berbeda Dan Integrasi Sosial.
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
1.     Suku bangsa dan kebudayaannya.
2.    Agama.
3.    Bahasa.
4.    Nasional Indonesia.

Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi :
a.    Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
b.    Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab).
c.    Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan.
d.    Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu.

Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.

Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain :
a.    Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka.
b.    Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
c.    Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten.

Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain :
a.    Perbedaan ideologi.
b.    Kondisi masyarakat yang majemuk.
c.    Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh.
d.    Pertumbuhan partai politik.


 5. Pengertian Integrasi Nasional.
Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Pengertian ini berhubungan dengan paham idealisme untuk mengenal dan memahami sesuatu harus dicari kaitannya satu dengan yang lain. Dan untuk mengenal manusia harus dikaitkan dengan masyarakat di sekitarnya dan untuk mengenal suatu masyarakat harus dicari kaitannya dengan proses sejarah.



SUMBER :

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

1. Pengertian Masyarakat.
Menurut saya  Masyarakat adalah sekelompok manusia yang membentuk suatu komunitas disuatu tempat dan mereka saling beriteraksi satu sama lain baik itu berkomunikasi maupun melakukan hal yang lain.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.


2. Syarat-Syarat Menjadi Masyarakat.
·         Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
·         Merupakan satu kesatuan.
·         Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.


3. Masyarakat Perkotaan.
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.

  I.      Wirth.
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

II.      Max Weber.
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.

III.      Dwigth Sanderson.
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.


4. Dua Tipe Masyarakat.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.    Masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain.
2.    Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
a)   Masyarakat Nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan.
b)  Masyarakat Kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya.     


5. Ciri-Ciri Masyarakat Kota.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.



6. Perbedaan Antara Desa dan Kota.
1.     Pertama, kepadatan penduduk walaupun tidak ada ukuran yang pasti, namun secara umum kepadatan penduduk diperkotaan lebih padat dari pada di pedesaan ini dikarenakan banyaknya fasilitas diperkotaan dibandingkan di pedesaan.
2.    Kedua, lingkungan hidup di pedesaan cenderung lebih dekat ke alam berbeda dengan kondisi diperkotaan yang cenderung tidak peduli pada lingkungan.
3.    Ketiga, mata pencaharian di pedesaan masih sedikit karena dipedesaan belum terlalu banyak lapangan pekerjaan serta minimnya fasilitas-fasilitas pendukung.


7. Hubungan Desa Dan Kota.
Desa dan kota adalah 2 buah wilayah yang tanpa kita sadari sangat berhubungan satu sama lain. Mayoritas masyarakat perkotaan adalah orang orang yang pindah dari desa ke kota (Urbanisasi).

Dan inilah salah satu bentuk hubungan antara desa dan kota :
A.  Urbanisasi dan Urbanisme.
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota  yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).

B.  Sebab-sebab Urbanisasi.
1)  Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push Factors).
2)  Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (Pull Factors).

Hal – hal yang termasuk Push Factor antara lain :
a)    Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian.
b)   Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c)    Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d)   Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e)   Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

Yang pertama adalah kepadatan penduduk. Walaupun tidak ada ukuran yang pasti, namun secara umum, kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada desa. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan: bangunan di kota cenderung ke arah vertikal dan di desa cenderung ke arah horizontal.
Aspek kedua adalah lingkungan hidup. Lingkungan pedesaan lebih dekat dengan alam bebas. Wilayah pedesaan didominasi oleh ruang terbuka hijau. Hal ini sangat berbeda dengan kota yang didominasi oleh lapisan beton dan aspal.
Perbedaan ketiga adalah mata pencarian penduduknya. Tingkat kepadatan penduduk di kota membatasi upaya eksploitasi ruang di kota. Profesi-profesi yang membutuhkan lahan relatif luas cenderung tidak berkembang di kota.
Sektor ekonomi primer seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan cenderung lebih berkembang di pedesaan. Sementara itu, kota menjadi pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder (industri) dan sektor ekonomi tersier (jasa).


8. Aspek Positif dan Aspek Negatif Dari Masyarakat Perkotaan.
A.  Perkembangan kota.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.

Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, mengandung 5 unsur yang meliputi :
·         Karya                 : Untuk penyediaan lapangan kerja.
·         Marga                : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
·         Suka                  : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan
                            kesenian.
·         Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan
                           lainnya.
·         Wisma              : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.

Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
1)    Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
2)   Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
3)   Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
4)   Dalam rangka pemekaran kota, harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .

B. Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalm kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara regional maupun nasional.


9. Lima Unsur Lingkungan Perkotaan.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :

A.   Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
B.    Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
C.    Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
D.   Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
E.    Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

·         Dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang.

·         Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan.


10.       Fungsi Eksternal Kota.
Pertama adalah kepadatan penduduk. Walaupun tidak ada ukuran yang pasti, namun secara umum, kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada desa. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan: bangunan di kota cenderung ke arah vertikal dan di desa cenderung ke arah horizontal.
Aspek kedua adalah lingkungan hidup. Lingkungan pedesaan lebih dekat dengan alam bebas. Wilayah pedesaan didominasi oleh ruang terbuka hijau. Hal ini sangat berbeda dengan kota yang didominasi oleh lapisan beton dan aspal.
Perbedaan ketiga adalah mata pencarian penduduknya. Tingkat kepadatan penduduk di kota membatasi upaya eksploitasi ruang di kota. Profesi-profesi yang membutuhkan lahan relatif luas cenderung tidak berkembang di kota. Sektor ekonomi primer seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan cenderung lebih berkembang di pedesaan. Sementara itu, kota menjadi pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder (industri) dan sektor ekonomi tersier (jasa).

Fungsi eksternal kota :
1)    Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu.
2)   Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas.
3)   Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor.


11.       Pengertian Desa, Dan Ciri-Ciri Desa.
Menurut saya Desa adalah wilayah disuatu yang berada disekitar pegunungan atau tempat yang masih terjaga keaslian dan kealamian dari tempat itu, seperti tidak banyak polusi dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut. Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.

 Ciri- ciri dari desa adalah :
1.     Kehidupan mereka sangat dekat dengan alam sekitarnya.
2.    Mayoritas mata pencaharian didesa adalah pertanian dan peternakan,
3.    Rasa kekeluargaan mereka sangat erat, maka dari itu saya menyebutnya sistem akrab seribu jiwa.
4.    Masih jauh dari teknologi yang canggih, seperti teknologi diperkotaan.


12.       Ciri-Ciri Dari Masyarakat Pedesaan.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan :
1.     Rasa sosial dan solidaritas mereka sangat tinggi dibandingkan masyarakat perkotaan.
2.    Beberapa dari mereka masih mepercayai hal - hal mitos.
3.    Beberapa dari masyarakat pedesaan bermata pencaharian dari pertanian.
4.    Mereka sangat akrab dengan alam sekitar.
5.    Beberapa dari mereka masih belum mengenal teknologi.


13.       Macam-Macam Pekerjaan Gotong-Royong.
Macam-macam gotong-royong :
1.    Saat bekerja bakti membersihkan wilayah rumah atau wilayah RT.
2.    Saat membangun jembatan penyebrangan sungai.
3.    Menolong warga lain yang sedang dalam musibah.


14.       Sifat Dan Hakekat Masyarakat Pedesaan.
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.


15. Macam-Macam Gejala Masyarakat Pedesaan.
a.  Kompetisi.
Masyarakat pedesaanjuga manusia, memiliki rasa ingin menjadi yang terbaik dari yang lain, dan pada saat itulah muncul kompetisi (persaingan). Persaingannya pun ada dua macam yaitu secara positif atau secara sehat dan negatif atau secara kotor.
Persaingan secara negatif atau secara kotor adalah persaingan yang diwarnai dengan cara - cara curang seperti fitnah- fitnah dan hal - hal buruk yang dilakukan suatu pihak agar dia bisa menang dari pihak lain saat berkompetisi.

b.  Konflik.
Layaknya masyarakat pada umumnya, masyarakat pedesaan juga pasti memiliki konflik, baik itu secara internal maupun eksternal, contoh konflik didalam desa seperti permasalahan pembagian sembako gratis yang tidak merata, maka hal itu bisa menimbulkan konflik. Dan juga konflik antara desa satu dengan desa yang lain yang penyebabnya bisa bermacam - macam hal.

c.   Pertentangan.
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (Adat-Istiadat),  psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (Black Magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (Pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.


16.       Sistem Budaya Petani Indonesia.
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
1.     Para petani di Indonesia di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
2.    Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
3.    Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, meraka kurang mampu untuk itu.Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau (menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).
4.    Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5.   Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.


17.       Unsur-Unsur Desa Dan Fungsi Desa.
Unsur-unsur desa daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas, dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat. Penduduk adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa (Rural Society). Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan. Unsur daerah, penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau “Living Unit”.
Unsur lain yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak suatu desa pada umumnya selalu jauh dari kota atau dari pusat keramaian. Unsur letak menentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya. Fungsi Desa Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal dari hewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (Raw Material) dan tenaga kerja (Man Power) yang tidak kecil artinya. Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya. Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris.
Menurut Sutopo Yuwono : “Salah satu peranan pokok desa terletak di bidang ekonomi. Daerah pedesaan merupakan tempat produksi pangan dan produksi komoditi ekspor. Peranan yang vital menyangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam jangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah penting sekali, bahkan bersifat vital”.


18. Perbedaan Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan.
Adapun perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah :
a.    Masyarakat pedesaan memiliki sifat yang kaku namun mereka juga sangat ramah dan baik serta memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, berbeda dengan masyarakat perkotaan yang cenderung individualisme.
b.    Masyarakat pedesaan cenderung sangat dekat dengan alam, sehingga mereka lebih bisa menghargai keberadaan alam, tumbuhan , hewan dan lain lain dari pada masyarakat perkotaan.
c.    Mata pencaharian masyarakat pedesaan pun berbeda dengan masyarakat perkotaan. Sebagian besar masyarakat pedesaan bermata pencaharian sebagi petani, peternak dan berkebun, berbeda dengan masyarakat perkotaan yang cenderung bermata pencaharian sebagai pekerja kantoran, bisnis rumah makan dan lain-lain.
d.    Dalam segi teknologi dan IPTEK, masyarakat pedesaan berbeda dengan masyarakat perkotaan yang cenderung lebih maju dalam hal teknolgi dan iptek, Ini dikarenakan masyarakat pedesaan masih bergantung kepada alam.
e.    Dalam segi taraf hidup, masyarakat pedesaan berbeda dengan masyarakat perkotaan yang cenderung memiliki taraf hidup yang tinggi.



SUMBER :