Rabu, 07 Agustus 2019

FORENSIK & PENILAIAN BANGUNAN PADA PELABUHAN LAUT


DERMAGA DI SPANYOL AMBRUK SAAT FESTIFAL MUSIK,
266 ORANG LUKA-LUKA

Gambar 1.1 Contoh Kasus


1.1        PENDAHULUAN
Pelabuhan merupakan simpul transportasi laut yang menjadi fasilitas penghubung dengan daerah lain untuk melakukan aktivitas perdagangan. Pelabuhan memiliki peranan penting dalam perekonomian negara untuk menciptakan pertumbuhan ekonominya. Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan dan antar moda transportasi.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (13/8/2018), bagian platform sepanjang 30 meter dan lebar 10 meter di dermaga itu sedang dipenuhi orang-orang yang menonton penyanyi rap dalam festival musik O Marisquino di kota Vigo saat insiden terjadi. Dermaga itu ambruk sesaat sebelum Minggu (12/8) tengah malam waktu setempat. Bagian dermaga yang ambruk itu dipakai sebagai platform bagi para penonton.


Gambar 1.2 Metode Alir Penyusunan Forensik



1.2  UNDANG-UNDANG YANG DAPAT DIPAKAI UNTUK MENGATUR TENTANG SISTEM KESELAMATAN YANG DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN PERBAIKAN.
a)       Undang-undang No. 1/1970 tentang keselamatan kerja
b)      Undang-undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan
c)       Peraturan Menteri Naker No. 01/1980 tentang K3 konstruksi bangunan

Peraturan tersebut diaplikasikan di lapangan untuk tujuan :
1.      Memberikan perlindungan terhadap setiap orang yang berada ditempat kerja sehingga terjamin keselamatan dan kesehatannya akibat dari proses pada kegiatan konstruksi.
2.   Memberikan jaminan perlindungan terhadap segala sumber produksi yaitu pekerja, bahan, mesin/instalasi dan peralatannya sehingga dapat digunakan secara efisien dan terhindar dari kerusakan
3.   Memberi jaminan perlindungan dan rasa aman bagi pekerja didalam melakukan pekerjaan sehingga tercapai tingkat produktifitas.



1.3    PERATURAN-PERATURAN IZIN TENTANG PEKERJAAN PEMBANGUNAN KONSTRUKSI PELABUHAN
Dasar Hukum Pelabuhan :
1.       UU 17 Tahun 2008 (Tentang Pelayaran)
2.       PP 61 tahun 2009 (Tentang Kepelabuhan)
3.       PP 64 tahun 2015 (Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009)
4.       KP 414 tahun 2013 (Tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional)
5.       KP 725 tahun 2014 (Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Kp 414 Tahun 2013 Tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional)
6.       PM 51 tahun 2015 (Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut)



1.4        ANALISA FORENSIK
          Berikut analisis kemungkinan penyebab keruntuhan Dermaga :
1.   Ketidakmampuan acuan dalam menerima beban. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan yang dirancang, maka penggunaan bahan baku dengan kualitas baik menjadi mutlak diperlukan. Selain itu juga diperlukan biaya pemeliharaan (maintenance) yang cukup, agar seluruh alat dan bahan yang digunakan dapat sesuai dengan kualitas yang diharapkan (sesuai perancangan).
2.  Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain dermaga adalah peruntukkan fungsi bangunannya, harus sesuai apa yang sudah direncanakan di awal. Jika fungsi bangunan tidak sesuai fungsinya, maka akan terjadi seperti studi kasus yang dibahas ini.
3.    Adanya beban tambahan (beban kejut) diluar perancangan yang dapat menyebabkan struktur kelebihan beban kerja.

Hasil Evaluasi :
A.    Batasan sesuai peraturan yang berlaku bahwa bahan harus dengan kualitas dan standar yang baik sesuai dengan kebutuhan dan pemeliharaan yang cukup agar bahan dan alat bisa digunakan
B.   Dalam mendesain suatu dermaga atau bangunan, harus sesuai dengan rencana dan undang-undang yang berlaku.
C.   Pemerintah seharusnya membuat peraturan perizininan tentang peruntukkan fungsi bangunan yang di alih fungsikan.



KELOMPOK 1

KELAS 4TA05

YUSSANDA CHRISTRIA ADITAMA
MOHAMMAD AGUNG
FURIYADI SIMANJUNTAK
SARAH PARDOSI




SUMBER :

Jumat, 11 Januari 2019

ANALISA KONSTRUKSI TAHAN GEMPA RUMAH TRADISIONAL SUKU BESEMAH DI KOTA PAGARALAM SUMATERA SELATAN (UNIVERSITAS GUNADARMA REVIEW)

Gambar Rumah tradisional suku Basemah

Salam Sipil! Sipil! Sipil! Hai calon Engineer, tahukah kamu? Gempa pada umumnya datang ke daerah pegunungan atau di tempat tertentu di dunia ini. Hal ini terjadi karena pergerakan lempeng bumi atau efek dari ledakan gunung. Pada saat ini, manusia sudah bisa membangun gedung yang memiliki ketahanan terhadap gempa. Dengan teknologi modern, semua masalah bisa dihadapi secara efektif.
Di Sumatera Selatan, ada rumah-rumah tradisional Suku Besemah yang memiliki ketahanan terhadap gempa. Rumah-rumah ini telah berdiri selama lebih dari 400 tahun yang lalu. Pemikiran terhadap konstruksi yang unik dari orang-orang di masa lalu untuk membuatnya mampu bertahan terhadap gempa. Hal inilah yang memotivasi kami untuk melakukan penelitian pada rumah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang konstruksi tahan gempa yang ditemukan di bangunan tradisional dari Suku Besemah.
Rumah Besemah ini secara memenuhi semua prinsip rumah kayu tahan gempa yang ada pada saat ini. Penelitian ini bisa menjadi referensi untuk siswa dalam menciptakan sebuah bangunan arsitektur yang inovatif, dan juga memperkenalkan budaya Besemah untuk masyarakat umum. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan pendekatan Deduktif Rasionalistik dan Deskriptif.
Nah selain itu guys, Suku Besemah diprediksi telah mendiami daerah Pagar Alam sejak abad 6 masehi. Selain situs megalitikum, salah satu kebudayaan peninggalan nenek moyang yang masih terjaga hingga kini adalah Rumah Tradisional Besemah atau Ghumah Baghi. Rumah tradisional dengan konstruksi yang sederhana ini mampu bertahan terhadap gempa yang sering terjadi akibat aktivitas vulkanik Gunung Dempo. Namun terbukti Rumah Besemah ini mampu bertahan hingga ratusan tahun.
Berdasarkan SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan oleh Dinas Pekerjaan Umum tahun 2006, ada 3 prinsip dalam pembangunan rumah kayu tahan gempa yaitu: (1) Denah yang sederhana dan simetris, (2) Bahan bangunan harus seringan mungkin, (3) Sistem konstruksi yang memadai dalam mengurangi resiko gempa.
Ada lagi nih guys, Rumah kayu memang cenderung memiliki bahan bangunan yang ringan, namun bila tidak memperhatikan prinsipnya bisa jadi terjadi kesalahan konstruksi terutama dalam hal pemilihan bahan bangunan. Sebagai contoh, jika kita menggunakan atap genteng dan menggunakan kayu-kayu berat pada kuda-kuda atap, maka saat terjadi gempa struktur bagian bawah akan mengalami kerusakan karena struktur atas yang terlalu berat. Tapi hal ini tidak terjadi pada rumah Suku Besemah, mereka telah memiliki pemahaman terhadap beban bahan bangunan.


DAFTAR PUSTAKA
·       H Frick, 1999. Ilmu Konstruksi Bangunan Jilid 1dan 2, Kanisius, Yogyakarta, 1999.
·       Departemen Pekerjaan Umum. 2006. PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH TAHAN GEMPA. Studio Penataan Bangunan dan Lingkungan Dirjen Cipta Karya 2006. Jakarta.
·       Boen, Teddy. 2009. Manual Bangunan Tahan Gempa. World Seismic Safety Initiative. Jakarta.
·       Allen, Edward., 1998, Dasar – Dasar Konstruksi Bangunan, Erlangga . Jakarta.
·       Ir. Soemono 1993. Ilmu Gaya: Bangunan-Bangunan Statis Tak Tertentu. Djambatan.
·       Sunggono, Ir., 1995, Buku Teknik Sipil, Nova Bandung.
·       Abdullah , Mikrajuddin, 2007, Fisika Dasar 1, ITB, Bandung.
·       Prasetya Tiar, 2006, Gempa Bumi Ciri dan Cara Menanggulanginya, Gita Nagari, Yogyakarta.
·       Anantasa, Yuda. 2008. GEMPA BUMI DAN DAMPAK YANG DITIMBULKANNYA, Sidoarjo.
·       Tjondro ,Johannes Adhijoso. 2014. Perkembangan dan Prospek Rekayasa Struktur Kayu di Indonesia. Universitas Kristen Petra.
·       Ari Siswanto .1998. Kearifan Lokal Sumatera Selatan. Palembang.
·       Proto Malayan. 2012. Suku Pasemah (Besemah). Dalam http://protomalayans.blogspot.com/2012/07/suku-pasemah-besemah.html
·       Ahmad Yanuana Samantho. 2013. BUDAYA MEGALITIKUM DI INDONESIA . https://ahmadsamantho.wordpress.com/2013/01/04/budaya-megalitikum-di-indonesia/
·       Badan Pusat Statistik Kota Pagaralam. 2012. Data Kota Pagaralam. http://pagaralamkota.bps.go.id/


Website Universitas Gunadarma :
Website Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma :


NAMA                      : YUSSANDA CHRISTRIA ADITAMA
NPM                          : 17315363
KELAS                      : 4TA05

MATA KULIAH         : REKAYASA GEMPA
DOSEN PENGAJAR  : I KADEK BAGUS WIDANA PUTRA, ST., MT.



FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019