1) Pengertian Manusia.
Menurut para
ahli, manusia dapat diartikan sebagai berikut :
Nicolaus
D. & A. Sudiarja.
Manusia adalah
bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan
tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Abineno
J. I.
Manusia adalah
“tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus
dalam tubuh yang fana”.
I Wayan
Watra.
Manusia adalah
mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
Erbe
Sentanu.
Manusia adalah
mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan
Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
Paula J.
C & Janet W. K.
Manusia adalah
mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab
atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan
dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Dapat diambil
kesimpulan bahwa arti dari manusia ialah makhluk yang berjiwa yang diciptakan
sebaik-baiknya ciptaan-Nya serta memiliki sifat dinamis diantaranya cipta (
gambaran ), rasa ( emosi pribadi ) dan karsa ( tekad ).
2) Hakikat Manusia.
Hakikat manusia adalah
pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang menginginkan
penyelesaian. Dalam rangka kehidupan manusia mampu memenuhi apa yang menjadi
kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Setiap makluk
hidup memiliki dorongan yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai
tanggapannya kepada stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari luar
dirinya. Pada umumnya hakikat manusia adalah sebagai berikut :
a)
Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah lakunya. Yang mengarahkan dirinya ke tujuan yang
positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
b)
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan
dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan
membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
Hakikat
Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya
Mengenai wujud
sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan dipaparkan oleh
paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan dalam membenahi
konsep pendidikan, yaitu :
1.
Kemampuan Menyadari Diri.
2.
Kemampuan Bereksistensi.
3.
Kata Hati.
4.
Moral.
5.
Tanggung Jawab.
6.
Rasa Kebebasan.
7.
Kewajiban dan Hak.
8.
Kemampuan Menghayati Kebahagian.
3) Kebudayaan Bangsa Timur.
SEJARAH
Bangsa Timur umumnya dikenal baik
dengan mengedepankan norma-norma, moral, etika dan nilai adat istiadat serta
nilai kebudayaannya yang sangat dijunjung tinggi. Kepribadian bangsa timur juga
identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam berpakaian serta
santun dalam berperilaku. Tak heran bahwa bangsa timur sangat terkenal dengan
keramah tamahan penduduknya yang lebih bersahabat. Salah satu dari bangsa timur
itu adalah bangsa Indonesia.
Sejak jaman
dahulu bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain sebagai bangsa yang memiliki
kepribadian positif. Selain itu, Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai Negara
yang memiliki adat istiadat yang sangat beragam. Sebagai bangsa timur Indonesia
dikenal juga sebagai bangsa yang memiliki kepribadian santun, ramah, suka
bergotong-royong, peduli, empati dan lain sebagainya.
Santun
adalah suatu sikap positif dalam berperilaku. Santun dapat di implementasikan
dengan cara santun berpakaian, berbicara, berprilaku, dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan berbudaya di Indonesia, santun adalah hal yang sangat mendasar.
Sopan santun adalah energi positif, yang dapat menciptakan kehidupan pribadi
yang lebih berkualitas. Karena saat
seseorang mengekspresikan sopan santun dalam sikap dan perilaku, maka dia
sedang menularkan energi baik kepada orang lain dan orang lain yang merasakan
energi baik tersebut hatinya menjadi lebih peduli untuk melayani energi sopan
santun.
4) Pengertian kebudayaan.
Kata
kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—> budhaya dalam bahasa
sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang
berasal dari kata budi dan daya.
Budi adalah
akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (Supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Dari definisi-definisi kebudayaan dapat dinyatakan bahwa inti
pengertian kebudayaan mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
a)
Kebudayaan itu beraneka ragam.
b)
Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c)
Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi,
psikologi, sosiologi dan eksistensi manusia.
d)
Kebudayaan itu berstruktur.
e)
Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f)
Kebudayaan itu dinamis.
g)
Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif.
5) Unsur Kebudayaan.
Suatu
kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung
terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang
membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain
lain. Semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap
kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
a)
Bahasa.
Yaitu
suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur
bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi.
b)
Sistem Pengetahuan.
Yaitu
semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan
alam maupun sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu.
c)
Organisasi Sosial.
Yaitu
keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan
salah satu dari unsur kebudayaan universal.
d)
Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi.
Yaitu
rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan dan
penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya.
e)
Sistem mata pencarian hidup.
Yaitu
rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
dalam konteks kebudayaan.
f)
Kesenian.
Yaitu
suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki
nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut
g)
Sistem religi.
Yaitu
rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang
berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib.
6. Wujud Kebudayaan.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga, yaitu :
1) Gagasan (Wujud Ideal).
Wujud ideal
kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak atau
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
2) Aktivitas (Tindakan).
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3) Artefak (Karya).
Artefak adalah
wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
7. Orientasi Nilai Budaya.
Terdapat
banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia.
Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak
kebudayaan di dunia ini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan
terhadap yang lainnya. Jika dilihat dari lima masalah dasar dalam hidup
manusia, orientasi-orientasi nilai budaya hampir serupa.Lima Masalah Dasar
Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia (kerangka Kluckhohn
) :
Hakekat
Hidup.
a)
Hidup itu buruk.
b)
Hidup itu baik.
c)
Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap
harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
d)
Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah
ditentukan.
Hakekat Karya.
a)
Karya itu untuk menafkahi hidup.
b)
Karya itu untuk kehormatan.
Persepsi
Manusia Tentang Waktu.
a)
Berorientasi hanya kepada masa kini.
Apa
yang dilakukannya hanya untuk hari ini dan esok. Tetapi orientasi ini bagus
karena seseorang yang berorientasi kepada masa kini pasti akan bekerja
semaksimal mungkin untuk hari-harinya.
b)
Orientasi masa lalu.
Masa
lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah evolusi diri
mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
c)
Orientasi masa depan.
Manusia
yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan lainnya, pikirannya
terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih matang mengenai
langkah-langkah yang harus di lakukannya.
Pandangan
Terhadap Alam.
a)
Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat.
b)
Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
c)
Manusia berusaha menguasai alam.
Hubungan
Manusia Dengan Manusia
a)
Orientasi kolateral (horizontal)
b)
Rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa
gotong royong.
c)
Orientasi vertikal
d)
Rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang
mempunyai otoriter untuk memerintah dan memimpin.
e)
Individualisme, menilai tinggi usaha atas kekuatan
sendiri.
8. Perubahan Kebudayaan.
Pengertian
Perubahan kebudayaan
adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidaksesuaian
diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan
yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh :
Masuknya
mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian
tradisional seperti teknik menumbuk padi di lesung diganti oleh teknik “Huller”
di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi
kehilangan pekerjaan.
Semua terjadi
karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi,
sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam
kebudayaan mencakup semua bagian yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi
dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi
sosial.
Perubahan
kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu :
a)
Mendorong perubahan kebudayaan.
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama
unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material). Adanya
individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan,
terutama generasi muda. Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang
mudah berubah.
b)
Menghambat perubahan kebudayaan.
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti adat
istiadat dan keyakinan agama. Adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur
perubahan.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
kebudayaan, yaitu :
1)
Faktor Internal
v Perubahan
Demografis.
Perubahan
demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan
terjadinya perubahan di berbagai sektor kehidupan misalnya di bidang
perekonomian contohnya pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian
kebutuhan pangan, sandang dan papan.
v Konflik Sosial.
Konflik
sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu
masyarakat. Misalnya konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk
setempat didaerah transmigrasi. Untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan
penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
v Bencana Alam.
Bencana
alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan. Misalnya bencana
banjir, longsor, letusan gunung berapi. Masyarakat akan dievakuasi dan
dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan
kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun
akulturasi.
v Perubahan
Lingkungan Alam.
Perubahan
lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang
membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga
membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan yang disebabkan
karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2)
Faktor Eksternal.
v Perdagangan.
Indonesia
terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan
Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang
besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat
setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang
ada.
v Penyebaran Agama.
Masuknya
unsur-unsur agama Hindu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran
agama Hindu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya
barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
v Peperangan.
Kedatangan
bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk
peperangan. Pada suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa
asing ke Indonesia.
9. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan
kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat dan hampir semua
tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu :
1.
Penganut kebudayaan.
2.
Pembawa kebudayaan
3.
Manipulator kebudayaan.
4.
Pencipta kebudayaan.
Kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa
kita sebut dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap
manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi indah. Manusia dan keindahan
memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan
yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun
seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat
dibanggakan.
Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup.
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan
kehilangan energy. Oleh karena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu
berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa
setiap manusia dianugerahi kepekaan untuk membedakan ( sense of discrimination
) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat
untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan
ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Sebuah
kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan atau biasa disebut
sub-kultur, yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal
perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras,
etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa
cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan
yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung
pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas,
seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan
keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
Ø Monokulturalisme.
Pemerintah
mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda
kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
Ø Leitkultur
(kebudayaan inti).
Sebuah model
yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok
minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa
bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
Ø Melting
Pot.
Kebudayaan
asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan
pemerintah.
Ø Multikulturalisme.
Sebuah
kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga
kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar