Sabtu, 02 April 2016

MANUSIA DAN PENDERITAAN 1



1.    Pengertian Penderitaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penderitaan adalah keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung. Penderitaan termasuk realitas Dunia dan Manusia. Penderitaan ada yang ringan dan ada yang berat. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Bisa juga penderitaan menjadi energi untuk bangkit dan menjadikan seseorang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Tuhan telah menciptakan manusia dengan segala kelebihannya dibandingkan dengan makhluk lainnya. Penderitaan itu dapat berkurang tergantung bagaimana manusia menyikapi penderitaan itu. Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang sedang dialaminya akan segera menyadarkan dirinya untuk bertaubat kepada Nya dan pasrah terhadap takdir yang telah ditentukan Tuhan terhadap diri nya, dan yakin bahwa kekuasaan Tuhan jauh lebih besar dari dirinya. Kepasrahan itu yang membuat manusia merasakan kedamaian dalam hatinya dan lama kelamaan akan berkurang penderitaan yang dialaminya. Sesungguhnya Tuhan tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.



2.    Contoh-contoh Penderitaan.
v  Penderitaan Sebuah Fenomena Universal.
Penderitaan, memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi penderitaan manusia, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu penderitaan boleh juga dibilang sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu.
Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan, konon telah dikenal sejak kelahiran manusia pertama. Belum begitu lepas dari ingatan kita, barangkali, betapa adam dan hawa harus menderita terlompat dari surga lantaran tindakannya sendiri yang mengesampingkan perintah tuhan dan lebih menuruti nafsu dan bujukan syaitan.

v  Penderitaan Sebagai Anak Penguasaan.
Diatas telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang sebenarnya menjadi penyebab penderitaan manusia, pendekatan bisa saja diakibatkan oleh perang, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak jarang justru penderitaan datang atau disebabkan oleh unsur manusia itu sendiri. Banyak faktor bukti menunjukkan bahwa faktor yang telah disebut di atas mampu menjadi timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan manusia.
Manusia sebagai faktor utama penyebab penderitaan memang sudah disadari sejak dahulu, penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.



3.    Pengertian Siksaan.
Siksaan merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati seseorang. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.



4.    Pengertian Phobia.
Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda, situasi, atau kejadian yang ditandai dengan keinginan untuk manjauhi sesuatu yang ditakuti. Bedanya dengan rasa takut biasa adalah, hal yang ditakuti sebenarnya tidak menyeramkan untuk sebagain besar orang. Phobia terjadi karena adanya faktor  biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Bisa juga karena ada sesuatu yang tidak normal di struktur otak.



5.    Jenis-jenis siksaan yang bersifat psikis
Siksaan yang bersifat psikis, yaitu :
v  Kebimbangan.
Kebimbangan dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan diambil. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat diatasi.
v  Kesepian.
Kesepian yang dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia berada dalam lingkungan yang ramai. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan yang dapat diajak komunikasi untuk mengalahkan rasa kesepiannya. Selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan kesibukan. Khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
v  Ketakutan.
Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.



6.    Penyebab Seseorang Ketakutan.
Pada saat ketakutan, seseorang bisa gemetar dan gugup. Susunan kata-katanya menjadi kacau balau. Sering salah-salah ucap. Kadang bulu kuduk merinding. Tidak berani melihat objek yang membuat takut. Terduduk gemetar dan diam. Tidak berani saling menatap mata. Kadang juga kabur menjauh dari hal yang menakutkan.
Ekspresi takut sangat kentara. Sekurang-kurangnya orang akan menunjukkan kegelisahan. Begitu kuatnya dorongan fisiologis dari rasa takut sehingga orang banyak memberikan perhatian terhadap emosi ini. Hal-hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi ketakutan yakni :

v  Claustrophobia dan Agoraphobia.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Sedangkan agoraphobia adalah rasa takut berada di tempat terbuka.

v  Gamang.
Merupakan ketakutan apabila seseorang berada di tempat tinggi.

v  Kegelapan.
Takut apabila berada di tempat gelap.

v  Kesakitan.
Ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.

v  Kegagalan.
Ketakutan dari seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

Ada empat kategori takut yang berbeda, yakni :
1.     Takut pada kejadian interpersonal. Misalnya takut dikritik, ditolak, berkonflik, dan diserang orang lain.
2.    Takut karena permasalahan eksistensial. Misalnya takut pada kematian, luka badan, darah, pembedahan, dan penyakit.
3.    Takut pada binatang. Misalnya takut pada binatang buas, pada berbagai jenis serangga, dan pada beragam jenis reptil, seperti ular.
4.    Takut yang berhubungan dengan tempat. Misalnya takut pada keramaian, takut pada ketinggian, takut pada tempat tertutup, takut melakukan perjalanan sendirian.




SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar